Artikel
Terima kasih telah mampir di web sederhana ini
By alan
Atlantis merupakan kota hilang yang paling terkenal dan paling diburu sepanjang sejarah. Cerita Plato mengenai Atlantis sebagai sebuah kota yang hilang ke dasar laut, hingga kini rupanya tetap menjadi cerita yang menarik untuk diselidiki. Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak orang yang mulai berlomba-lomba menguak misteri hilangnya Atlantis yang diperkirakan tenggelam ke dasar laut akibat letusan gunung dan gempa bumi di Samudera Atlantik. Mulai dari penerapan teknologi sonar hingga satelit pun dilibatkan dalam pencarian sisa kota Atlantis yang disebut Plato sebagai kota dengan kebudayaan tinggi dari masa lalu ini.
Salah satu upaya pencarian yang menghebohkan baru-baru ini dilakukan oleh seorang Inggris mempergunakan Google Earth.Seperti yang dilansir tabloid 'The Sun', dengan mempergunakan Google Earth, seorang warga mengklaim telah menemukan bukti-bukti yang menarik tentang keberadaan sisa-sisa kota Atlantis di dasar laut. Bukti yang dia maksudkan adalah deretan garis-garis yang menurut perkiraan adalah sisa-sisa tembok yang bersaling-silang seukuran Inggris. Menurutnya, sangat tidak mungkin jika deretan 'garis-garis' pada 3,5 mil dibawah permukaan Samudra Atlantik tersebut hanyalah sebuah kebetulan dari alam. Karena makhluk secerdas apapun selain manusia, tidak mungkin begitu saja membuat deretan 'garis-garis' tembok seperti itu di dasar laut. Titik penemuan tersebut muncul di sepanjang 620 mil barat Maroko di dekat kepulauan Canary. Hal ini sangat mirip dengan gambaran Plato dalam tulisannya mengenai Atlantis, sebuah kota dengan peradaban tinggi yang lenyap ke dalam laut karena gempa yang dahsyat pada tahun 9700 SM.
Selama ini banyak ahli berpendapat Atlantis berada di sekitar Samudera Atlantik, dengan bentangan kemungkinan mulai dari 'Segitiga Bermuda' hingga Laut Mediterania di dekat Yunani dan Italia. Klaim terhadap penemuan Atlantis menggunakan Google Earth ini sebenarnya bukan untuk pertama kalinya, tercatat telah banyak ilmuwan dan arkeolog yang melakukan studi pencarian situs Atlantis selama ini. Salah satunya adalah Robert Sarmast. Robert Sarmast mengatakan sonar yang dipakai menyisir dasar laut 80 kilometer tenggara Cyprus telah menandai adanya dinding-dinding buatan manusia, salah satunya sepanjang 3 kilometer, dan parit-parit pada kedalaman 1.500 meter. Hal ini sangat mirip dengan deskripsi Plato mengenai kota Atlantis.
www.ichibi.hexat.com